Humbaba and Shamhat meets Claude Monet - Trouée de soleil dans le brouillard (1904)

Deskripsi

Lukisan ini berjudul Trouée de soleil dans le brouillard (Sun Breaking Through the Fog) Houses of Parliament yang dibuat oleh Oscar-Claude Monet pada tahun 1904. Lukisan ini merupakan salah satu seri lukisan Gedung Houses of Parliament Inggris. Pada tahun 1870 Monet mengungsi ke London, Inggris karena terjadi Perang Prancis- Prussia[1] (1870 – 1871). Monet sangat terpukau dengan keindahan Kota London, terutama kabut yang menyelimuti London akibat dari Revolusi Industri di Inggris. Keterpukauan Monet pada puitisnya Kota London dan kemajuan bangsa Inggris yang sedang berkembang akibat Revolusi Industri, membuat Monet berjanji bahwa suatu hari ia akan kembali berkunjung ke London kembali. Pada tahun 1899 – 1905 Monet berkesempatan kembali lagi ke London, pada tahun inilah ia membuat Seri Gedung Parlemen (Houses of Parliament) Inggris yang terkenal, dimana lukisan bergaya impresionis ini mencakup 19 seri lukisan.


[1] Dikenal juga sebagai Franco-Prussian War, Perang ini merupakan respon Perancis terhadap rencana penyatuan bangsa Jerman yang dilakukan oleh Kanselir Otto von Bismarck. Sebelum tahun 1870, bangsa Jerman adalah bangsa yang terpecah-pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil seperti Austria, Bohemia, Bavaria, Augsburg, Aachen, Dortmund, Magdeburg, Mainz, dan banyak negara berbahasa serta berbudaya Jermanik lainnya dalam sebuah kekaisaran yang berbentuk konfederasi yaitu Kekaisaran Romawi Suci (Holy Roman Empire). Kekaisaran Romawi Suci didirikan oleh Kaisar Charlemagne atau dikenal juga sebagai Carolus Magnus (Charles The Great) pada tanggal 25 December 800, Kaisar Charlemagne menganggap dirinya pewaris sah Kekaisaran Romawi.

Berbeda dengan kekaisaran pada umumnya, kekaisaran ini bukanlah suatu institusi turun temurun sebab Kaisar Kekaisaran Romawi Suci dipilih oleh sebuah lembaga yang bernama Elector yang terdiri dari perwakilan berbagai negara yang menjadi anggota Kekaisaran Romawi Suci. Para Adipati atau Raja yang menjadi anggota Kekaisaran Romawi Suci, dapat mencalonkan diri untuk menjadi Kaisar Kekaisaran Romawi Suci dan nantinya Elector inilah yang akan memilih Kaisar yang dianggap layak memimpin mereka.

Tidak seperti negara pada umumnya yang berdaulat penuh atas wilayahnya, seringkali Kekaisaran Romawi Suci dianggap negara imajiner lantaran bentuknya yang bersifat konfederasi. Para anggota Kekaisaran Romawi Suci, berisi kerajaan-kerajaan kecil atau kerajaan besar seperti Spanyol (ada suatu masa Spanyol pernah menjadi anggota Kekaisaran Romawi Suci), yang masing-masing anggotanya berdaulat penuh atas wilayahnya sendiri dan kaisar tidak berwenang untuk urusan internal dalam negeri mereka dan juga urusan politik luar negeri mereka. Kaisar hanya dianggap sebagai simbol pemersatu seluruh bangsa Jerman dan hanya bisa mengeluarkan kebijakan, yang dikenal sebagai Imperial Diet yang mana setiap pemimpin kerajaan yang menjadi anggota Kekaisaran Romawi Suci berkumpul bersama Kaisar Kekaisaran Romawi Suci berunding untuk mengeluarkan sebuah kebijakan bersama bagi kekaisaran. Keputusan yang kemudian dihasilkan dari pertemuan yang disebut Imperial Diet ini kemudian wajib dilaksanakan bagi semua kerajaan yang bergabung dengan Kekaisaran Romawi Suci. Kekaisaran ini mencapai puncak kejayaannya pada masa Raja Carlos II dari Spanyol, namun perlahan kekuatan kekaisaran ini menurun lantaran munculnya Reformasi Protestan yang melahirkan ajaran Lutheranisme dan Calvinisme. Akhirnya terjadi perang agama antara Katolik vs Protestan yang dikenal sebagai Perang 30 Tahun (Thirty Years’ War).

Perang berakhir setelah pihak Katolik dan Protestan berdamai, akhirnya Kaisar Kekaisaran Romawi Suci mulai mengakui adanya Protestan baik Lutheran dan Calvinis sebagai salah satu agama resmi kekaisaran bersama dengan Katolik. Perang ini melemahkan kekaisaran, pelan-pelan wilayah kekaisaran mengecil. Barulah pada tahun 1806, Kekaisaran Kekaisaran Romawi Suci bubar karena Perang Napoleon dan banyak wilayahnya dikuasai Perancis. Akhirnya banyak negara bekas wilayah Kekaisaran Romawi Suci, terpecah menjadi 39 negara yang kesemuanya adalah bangsa Jerman, dari 39 negara tersebut muncul 2 negara terkuat yaitu Kerajaan Prussia dan Kerajaan Austria. Kanselir Prussia, Otto von Bismarck memulai gerakan untuk mempersatukan seluruh bangsa-bangsa Jerman di bawah dominasi Prussia, hampir seluruh bangsa-bangsa Jerman menerima kecuali Kekaisaran Austria yang menjadi rival terkuat Prussia.

Kaisar Napoleon III melihat langkah Bismarck mengancam kekuasaannya, terlebih lagi Bismarck juga berencana untuk mengambil Kekaisaran Austria di bawah Prussia. Bila langkah ini dibiarkan, maka bangsa Jerman bersatu akan menjadi rival berat Perancis. Perancis menyatakan perang terhadap Prussia pada tahun 1870, tindakan ini membuat bangsa Jerman yang tengah berusaha bersatu menjadi murka. Syahdan mereka pun bersatu menyerang Perancis, akhirnya Perancis kalah pada tahun 1871. Kekaisaran Perancis Kedua bubar, wilayah Alsace-Lorraine direbut dari Perancis dan berdirilah pemerintahan republik di Perancis. Istana Versailles, Paris diduduki oleh pasukan Prussia dan Otto von Bismarck memproklamirkan bersatunya bangsa Jerman di bawah Kekaisaran Prussia, para perwakilan bangsa Jerman dari 37 negara bagian turut mengangkat pedang ketika proklamasi itu dibacakan dan mereka menyatakan berbaiat kepada Otto von Bismarck dan Kaisar Wilhem I dari Prussia. Untuk pertama kalinya bangsa Jerman bersatu dalam sebuah negara pada abad 19. Meski upaya Bismarck untuk menyatukan Austria tidak berhasil, malahan Austria membentuk Kekaisaran Austro-Hungaria, namun untuk pertama kalinya dunia mengenal adanya sebuah bangsa Jerman yang kita kenal hingga sekarang.


Ke Galeri NFT | Salin Link