Koran Legendaris Koleksi Denny JA
Mataram - Djokjakarta (Yogyakarta)
Oleh JJ Rizal
Surat kabar Mataram bisa dianggap sebagai penanda tibanya era baru di kota Yogyakarta, termasuk dalam jurnalistik. Surat kabar Mataram lah yang mulai memperkenalkan Yogyakarta ke dunia luar, setara dengan kota Batavia, Surabaya, maupun Semarang. Surat kabar ini terbit ketika transportasi kereta api membuat kota Yokyakarta terbuka dari isolasinya. Pada 1870-an, misalnya, akses kereta api jalur Semarang ke Yogyakarta lewat Surakarta dioperasikan. Kota ini menjadi semakin banyak diisi pejabat pemerintrah, para pemodal, serta turis[1]. Ekonomi wilayah Mataram yang berpusat di Yogyakarta semakin berkembang.
Surat kabar Mataram terbit secara rutin setiap hari sejak 1903[2] dan tutup usia pada tahun 1942, seiring dengan masuknya Jepang dan bertekuk lututnya Belanda. Surat kabar ini diicetak oleh H. Buning yang juga menjadi tokoh utama surat kabar awal lainnya di Yogyakarta, seperti Darmowarsito dan Retnodoemilah. Nama Mataram merujuk kepada luas wilayah sirkulasinya. Penerbitan Mataram pun terkait dengan meningkatnya jumlah orang-orang Eropa di wilayah pedalaman Vorstenlanden alias kawasan Surakarta dan Yogyakarta.
Surat kabar Mataram tidak dapat dilepaskan dengan nama jurnalis terkemuka Halkema yang menjadi pemimpin redaksi Mataram yang berbahasa Belanda ini. Sebenarnya ada nama Halkema yang terkenal, namun dalam urusan surat kabar Mataram, yang terlibat adalah W. Halkema, yakni Halkema yang tertua. Ia lahir sekitar 1830 atau lebih awal, sebab pada 1850 ia sudah memimpin sebuah sekolah priyayi di Banyumas. Ia pernah bekerja sebagai asisten residen di Sambas sebelum memulai karir sebagai wartawan. Pada 1879, ia menjadi editor harian berbahasa Jawa, Darmowarsito, di Yogyakarta. Pada akhir 1883 sampai 1885, ia bergabung dengan Bintang Timor sebagai editor. Sampai akhir hayatnya ia terus mengisi waktu dengan menulis, termasuk untuk surat kabar. W. Halkema adalah seorang polyglot, ia mengaku bisa mengajar bahasa Inggris, Perancis, dan Jerman, selain mampu berbahasa Belanda, Melayu, dan Jawa.
[1] Pada 1865, misalnya, penginapan pertama dibuka di Yogyakarta lantas menyusul dibuka Hotel Mataram pada 1869.
[2] Itulah penerbitan mereka yang rutin. Namun, jejak surat kabar ini setelah ditelusuri ternyata penerbitan perdananya adalah pada tanggal 15 Januari 1877. Penelitian lebih jauh mengenai jejak ditemukannya penerbitan perdana 15 Januari 1877 dengan penerbitan yang berjalan rutin di tahun 1903.