Pater Beek, SJ: Larut Tetapi Tidak Hanyut
Deskripsi
Pengarang: J.B. Sudarmanta
Penerbit: Obor
Tahun Terbit: 2008
Kategori: Non-fiksi
Lazim diketahui di dunia, Suharto naik ke tampuk kekuasaan setelah adanya peristiwa penculikan 6 orang jenderal dan 1 seorang kapten di Lubang Buaya. Peristiwa ini menyebabkan genosida 1965 - 1966 terhadap terduga simpatisan PKI. Bahkan terjadi aksi massa para pelajar dan mahasiswa, yang memuncak hingga munculnya Gerakan Tri Tuntutan Rakyat (Tritura) pada tahun 1966. Tidak banyak diketahui, bahwa di balik aksi para mahasiswa dan juga di antara manuver belakang layar para elite militer anti-PKI, terdapat sosok yang menjadi arsitek gerakan anti-PKI yaitu seorang pastur, Josephus Gerardus Beek atau lazim dikenal Pater Beek. Sosok Pater Beek baru mulai diketahui, meski di kalangan terbatas sebagai arsitek ideologis Rezim Orde Baru dan menjadi mentor Presiden Suharto. Perannya sangat besar dalam masa transisi dari Rezim Orde Lama hingga Orde Baru, Pater Beek membina sekumpulan jaringan mahasiswa Katolik anti-PKI yang ia bina dalam jaringan perkaderan, Khalwat Sebulan (Khasebul). Kelompok Khasebul memegang peranan sangat besar dalam 20 tahun Orde Baru, hingga kini simpul jaringan itu masih ada. Buku ini membuka informasi yang sangat jarang diketahui publik Indonesia.